Jakarta, Harian Umum, Menteri Luar Negeri Turki meminta kepada masyarakat dunia mengakui Yerusalem sebagai ibu kota negara Palestina ketika berpidato dalam KTT Islam di Istanbul.
"Pertama, negara Palestina harus diakui oleh seluruh negara di dunia. Kita semua harus berjuang mendapatkan pengakuan tersebut," kata evlut Cavusoglu, di depan para peserta KTT Islam kemarin.
Yerusalem diakui menjadi tempat lahirnya tiga agama Yahudi, Kristen dan Islam. Kota yang menjadi tempat suci ketiga selain Mekah dan Madina bagi umat Islam itu adalah sumber konflik Palestina-Israel.
Israel mencaplok Yerusalem Timur pada perang Timur Tengah pada 1967. Belakang, kota itu dianeksasi Israel meskipun tidak diakui oleh dunia internasional. Menyusul keputusan Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel.
Pengumuman Presiden Amerika Serikat Donald Trump terhadap Yerusalem sebagai ibu kota Israel pada 6 Desember 2017 pekan lalu telah memantik kemarahan umat Islam dan negara-negara Arab.
Menurut Turki, keputusan Amerika Serikat tersebut dapat menjerumuskan dunia ke dalam perang tanpa akhir. Turki mengundang para pemimpin Organisasi Kerjasama Islam (OKI) yang beranggotakan 50 negara untuk sebuah pertemuan di Istanbul, Rabu. Pertemuan itu dimaksudkan untuk merumuskan tangapan terhadap keputusan Trump.
Sementara itu Wakil Presiden Jusuf Kalla berharap negara-negara Islam di dunia dan di Timur Tengah turut serta mendorong rekonsiliasi Hamas dan Fatah demi persatuan Palestina melawan negeri bintang Daud.
"Bagaimana negara-negara Islam, termasuk negara Arab tentunya, mempersatukan antara Hamas dengan Fatah, kemudian bersatu menghadapi Israel, mempelopori perdamaiannya," ucap Kalla.(tqn)







