Jakarta, Harian Umum - Managing Director Political Economy and Policy Studies (PEPS), Anthony Budiawan memberi isyarat bahwa penting bagi Presiden Prabowo Subianto untuk memilih menteri yang punya popularitas dan kapasitas yang diketahui untuk menjaga pasar.
Pasalnya, keputusan Prabowo memilih Purbaya Yudhie Sadewa sebagai Menteri Keuangan pengganti Sri Mulyani membuat pasar saham dan pasar keuangan terguncang, sehingga indeks saham gabungan (IHSG) dan kurs rupiah terhadap dolar AS rontok.
'Reaksi pasar bisa negatif, karena Purbaya belum dikenal, dan pasar belum yakin apakah dia bisa menjalankan tugas kementerian keuangan dengan baik," kata Anthony melalui pesan WhatsApp, Selasa (9/9/2025).
Data yang dihimpun menyebutkan, kurs rupiah menguat ke posisi 16.309/dolar AS pada Senin (8/9/2025), sebelum reshuffle kabinet diumumkan Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi, akan tetapi pada Selasa (9/9/2025) berdasarkan data Bloomberg, rupiah terkoreksi tajam hingga 172 poin atau 1,05% ke posisi 16.481,5/dolar AS.
Di sisi lain, IHSG menurut data idx.co.id, ditutup terkoreksi 138,24 poin atau 1,74% ke level 7.628,60. Sebanyak 465 saham berakhir di zona merah, 222 saham naik dan 118 saham stagnan
Saham blue chip sektor perbankan rontok.
Menurut Investing, saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) anjlok 2,27% atau 175 poin ke posisi Rp7.525/lembar;
Saham PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) melemah tajam 4,01% atau 180 poin ke posisi Rp4.310/lembar.
Saham PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) turun 2,82% atau 110 poin ke posisi Rp3.790/lembar.
Saham PT Ginting Jaya Energi menjadi top loser dengan penurunan harga saham hingga 14,28%, disusul saham MNC Sky Vision yang anjlok 12,96%.
Saham-saham dari sektor keuangan menjadi sektor yang paling terpukul dengan koreksi mencapai 1,73%, disusul sektor development (-1,41%) dan infrastruktur (-1,36%).
Profil Purbaya Yudhie Sadewa
Pria keahiiran 7 Juli 1964 ini merupakan alumni Jurusan Teknik Elektro Institut Teknologi Bandung (ITB). Gelar Master of Science (MSc) dan gelar Doktor di bidang Ilmu Ekonomi-nya diperoleh dari Purdue University, Indiana, Amerika Serikat.
Sebelum terjun di pemerintahan, ia memiliku karir sebagai berikut:
1. Sebagai Field Engineer di Schlumberger Overseas SA (1989–1994).
2. Sebagai Senior Economist di Danareksa Research Institute (Oktober 2000 - Juli 2005)
3. Direktur Utama PT Danareksa Securities (April 2006 - Oktober 2008)
4. Chief Economist Danareksa Research Institute (Juli 2005 – Maret 2013)
5. Anggota Dewan Direksi PT Danareksa (Persero) (Maret 2013 - April 2015).
Karir di pemerintahan:
1. Staf Khusus Bidang Ekonomi Menteri Koordinator Bidang Perekonomian di Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian (2010–2014)
2. Anggota Komite Ekonomi Nasional (2010–2014), lembaga nonstruktural yang diketuai Chairul Tandjung.
3. Sebagai Deputi III Bidang Pengelolaan Isu Strategis, Kantor Staf Presiden Republik Indonesia (Maret - Seprember 2015). Ia ditunjuk oleh Luhut Binsar Panjaitan yang kala itu menjabat sebagai kepala Staf Kepresidenan.
4. Sebagai Staf Khusus Bidang Politik, Hukum dan Keamanan di Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (November 2015 - Juli 2016)
5. Wakil Ketua Satgas Penanganan dan Penyelesaian Kasus (Debottlenecking) yang lebih dikenal dengan nama “Pokja IV”, di bawah Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian (Juni 2016-2020).
6. Staf Khusus Bidang Ekonomi Kementerian Koordinator Bidang Pereknomian (Juli 2016–Mei 2018).
7. Deputi Bidang Koordinasi Kedaulatan Maritim dan Energi, Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Mei 2018 - Juni 2020)
8. Deputi Bidang Koordinasi Kedaulatan Maritim dan Energi (Juni 2020)
9. Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (2020–2025)
Purbaya juga disorot karena rekam jejaknya yang sering dianggap sebagai orang dekat Luhut Binsar Panjaitan. Ia tercatat pernah memegang beberapa posisi strategis di bawah koordinasi Luhut, yaitu:
1. Deputi III Bidang Pengelolaan Isu Strategis di Kantor Staf Presiden saat Luhut menjabat Kepala Staf Kepresidenan (2015).
2. Staf Khusus di Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan saat Luhut memimpin kementerian tersebut (2015).
3. Deputi Bidang Koordinasi Kedaulatan Maritim dan Energi di Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (2018–2020) di mana kala itu Kemenko Marves dipimpin Luhut..
(rhm)